TaligamaNews.com, Bekasi – Prestasi membanggakan berhasil diraih oleh atlet-atlet disabilitas Kabupaten Bekasi dalam ajang Peparnas XVII 2024 di Solo. Tak main-main, mereka membawa pulang 59 medali: 18 emas, 20 perak, dan 21 perunggu.
Namun di balik gemerlap medali dan tepuk tangan penghargaan, terselip cerita yang tak seharusnya terjadi: minimnya perhatian terhadap kebutuhan dasar atlet, seperti makanan bergizi, vitamin, dan suplemen. Padahal, NPCI Kabupaten Bekasi tercatat menerima hibah hingga Rp7,5 miliar, dan para atlet pun menyetor kontribusi dari bonus yang mereka terima.
Bonus Besar, Setoran Jelas
Salah satu atlet berprestasi, Kurniawan, yang meraih medali perak dan perunggu, menerima bonus total Rp185 juta dari Pemprov Jawa Barat, dan Rp125 juta dari Pemkab Bekasi. Sesuai aturan internal NPCI, ia menyetorkan kontribusi:
-
10% dari bonus Jabar: Rp18.500.000
-
15% dari bonus Bekasi: Rp18.750.000
→ Total kontribusi: Rp37.250.000
Dan bukan hanya Kurniawan. Jika dijumlahkan, total kontribusi dari seluruh atlet NPCI Kabupaten Bekasi setelah Peparnas 2024 mencapai sekitar Rp1,48 miliar.

Kasus di tubuh NPCI Kabupaten Bekasi membuka ruang edukasi tentang pentingnya transparansi pengelolaan dana organisasi olahraga disabilitas.
Dana Miliaran, Tapi Atlet Ngaku Tak Dapat Nutrisi
Ironisnya, di lapangan, atlet mengeluhkan tidak mendapat konsumsi bergizi dan suplemen yang layak selama persiapan dan pertandingan. Pertanyaannya: ke mana perginya dana hibah dan setoran atlet tersebut?
“Ini bukan sekadar soal administrasi, tapi soal keadilan untuk para atlet yang sudah berjuang demi nama daerah,” tegas H. Rahmat Gunasin, Ketua Umum LSM Triga Nusantara Indonesia, yang menerima laporan dugaan ketidakwajaran pengelolaan dana ini.
Nama Ketua NPCI Jadi Sorotan
Dalam laporan investigasi awal, Ketua NPCI Kabupaten Bekasi, Kardi Leo, menjadi pihak yang perlu menjelaskan aliran dan penggunaan dana tersebut. Di tengah pujian dari pejabat terhadap prestasi atlet, transparansi keuangan organisasi justru dipertanyakan.
Padahal, seperti yang dilansir dari KabarinBekasi.com, Chef de Mission kontingen NPCI Bekasi, Dwi Astuti Beniyati, menyebut bonus diserahkan penuh. Tetapi kenyataannya, ada aturan kontribusi yang mengikat dan ternyata nilainya tidak kecil.
Triga Nusantara Indonesia Desak Audit dan Penelusuran Dana
Melihat banyaknya kejanggalan, LSM Triga Nusantara mendesak agar BPK, Inspektorat, dan aparat penegak hukum melakukan audit menyeluruh terhadap dana hibah dan kontribusi atlet yang dikelola NPCI Kabupaten Bekasi.
“Jangan sampai perjuangan dan keringat atlet disabilitas hanya jadi alat untuk pencitraan, tapi hak-hak mereka diabaikan,” tambah Rahmat dengan nada kecewa.