PASURUAN.TALIGAMA NEWS.COM,- Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Dusun Puntir Desa Martopuro Kec.Purwosari di curigai bermain didalam proses berlangsungnya pembangunan proyek dana desa. Terlihat di lokasi pembangunan TPT dengan volume ; L=252 M², itu nampak seperti tidak terdapat galian pondasi.
Diduga proyek dana desa tersebut dikerjakan secara asal asalan oleh oknum TPK Dusun Puntir. Pekerjaan proyek yang bersumber dari dana desa tersebut disinyalir menghiraukan kualitas dan kuantitas sehingga dapat memperpendek usia bangunan dan dapat merugikan negara.
Proyek dana desa tersebut dengan uraian,
Kegiatan ; Pavingisasi Pemukiman
Lokasi. ; Dusun Puntir RT.12 RW.23, Dusun Puntir
Biaya ; Rp.80.335.500,-
Sumber Dana ; APBDes 2025 (Dana Desa)
Volume ; L=252 M²
Pelaksana ; TPK Dusun Puntir
Ismail anggota Lsm Surapati menyayangkan dengan adanya dugaan bermainya sekelompok oknum melalui pekerjaan tersebut, terlihat dari aspek peletakan batu pondasi tanpa galian yang sesuai kedalaman standar proyek, ” kita melihat dari sudut pandang peletakan batu pondasi hanya di taruh di atas tanah begitu saja, tanpa di gali sesuai dengan kedalaman yang di tentukan. Hal ini dapat memper pendek usia bangunan”, kata Ismail saat di temui dilapangan
Mandor yang enggan menyebutkan namanya mengaku jika kedalaman galian pondasi itu sudah sesuai, mandor proyek itu menyebutkan galian pondasi sedalam 50 sentimeter, ” kedalaman pondasi 50 sentimeter pak”, jelas mandor kepada Lsm saat dilapangan
Mendengar jawaban mandor yang diduga asal jawab, Ismail mengecek galian pondasi tersebut yang hasilnya tidak ada galian sedalam 50 sentimeter seperti ucapan mandor,
” kita tanya ke mandor di lapangan, kata mandor kedalam galian pondasi itu mencapai 50 sentimeter, tetapi kita curiga dan kita cek ternyata kedalaman galian tersebut jauh dari 50 sentimeter dan hampir tidak ada galian”. Jelas Ismail
” Pemasangan batu pondasi itu seperti tanpa galian, alias batu diletakkan diatas tanah begitu saja”. Kata Ismail, Selasa 18/03, siang.
Ismail juga menyebutkan,” diduga ini semua hanyalah rekayasa dari semua oknum yang terlibat, hanya demi keuntungan semata. Mereka tidak memperhatikan kualitas dan kuantitas banhunan, jika metode seperti itu di terapkan usia dan kekuatan bangunan tidak bisa bertahan lama, tindakan ini dapat merugikan uang negara”, ujar Ismail
“Kita akan komunikasikan temuan ini dengan pihak terkait. Karna kami berharap di pemerintahan Bupati Pasuruan yang baru ini lebih di perhatikan khususnya di sektor Pemdes di wilayah kabupaten pasuruan”. Tutup Ismail.(Yazid)